JAKARTA, KOMPAS.com " Krs (29), perempuan cantik nan kaya raya yang tinggal di kawasan Maleo, Bintaro, Tangerang Selatan, ditangkap ketika sedang berbelanja di Bintaro Junction beberapa hari lalu. Dari tangannya, polisi menyita 2 kilogram sabu impor kelas satu senilai sekitar Rp 2 miliar dan Honda CRV, kendaraan yang diduga digunakan untuk berniaga sabu. Demikian diungkapkan sumber Badan Narkotika Nasional (BNN), Minggu (10/4/2011). Saat Kahumas BNN, Komisaris Besar Sumirat Dwiyanto, dikonfirmasi, ia mengaku belum tahu. Para petugas BNN menangkap Krs di Bintaro Junction. Waktu hendak ditangkap, Krs sempat lolos, tetapi dihadang petugas lain yang sudah siap di sudut ruang lain. Krs pun berteriak, "Maliiiiing! Maliiing!" Teriakannya membuat sejumlah petugas satuan pengamanan (satpam) berdatangan. Krs lagi-lagi nyaris lolos karena para petugas sibuk meladeni beberapa petugas satpam yang salah sangka pada para petugas. Petugas satpam mengira Krs sedang dirampok sejumlah pria. Beruntung beberapa petugas BNN lainnya segera melerai dan menunjukkan lencana sambil memberi tahu, Krs adalah perempuan yang diduga pengedar sabu. Petugas lalu membujuk Krs menunjukkan rumahnya. Krs berbohong. Petugas pun memberi tahu bahwa petugas sudah tahu rumah tersangka karena selama sepekan petugas sudah mengintai dan mengikuti kegiatannya. Krs pun lemas saat para petugas membawa ke rumahnya. Sesampai di rumahnya, para pengurus RT, RW, petugas satpam, dan sejumlah warga sudah berkerumun. Dengan kawalan ketat, Krs diminta menunjukkan tempat ia menyimpan sabu. Setelah beberapa kali berkilah, petugas akhirnya menggeledah semua ruang dan perabot rumah Krs. Informasi tentang Harga Jual Blackberry iPhone Laptop Murah disajikan di sini akan melakukan salah satu dari dua hal: baik itu akan memperkuat apa yang anda ketahui tentang Harga Jual Blackberry iPhone Laptop Murah atau akan mengajari Anda sesuatu yang baru. Keduanya hasil yang baik.
Para petugas yakin Krs menyimpan sabu di rumahnya. Sebab, mereka sudah mengumpulkan informasi bahwa Krs menyimpan kiloan sabu di rumahnya. Melihat para petugas mulai membongkari perabot, Krs pun menyerah dan menunjukkan 2 kilogram sabu yang ia simpan di lemari pakaian di kamar tidur utama. Krs membuka lemari pakaian dan mengeluarkan koper. Petugas bersama sejumlah saksi kemudian membuka koper. Tampak belasan paket sabu siap edar terbungkus plastik. Informasi tentang Krs diperoleh saat petugas menerima telepon gelap yang memberi tahu tentang kegiatan Krs. Diduga, penelepon gelap ini adalah pengedar sabu yang kalah bersaing. Mereka lalu mengorbankan Krs. Para petugas menduga, Krs adalah pemain baru yang dikorbankan kelompok pemain lama. Hal ini, misalkan, tampak saat Krs hendak membeli Honda Jazz. Rencananya, mobil tersebut hendak ia gunakan untuk mengedarkan sabu. Tetapi, karena ia diminta menunggu giliran mendapat Honda Jazz, ia lalu membeli Honda CRV. "Mobilnya masih baru. Ia mengaku membeli mobil tersebut dari hasil menjual sabu. Itu sebabnya kami menduga, dia pemain baru," ungkap sumber BNN. Saat diperiksa, Krs mengaku mendapat sabu dari seorang pria yang tak pernah ia jumpai. Komunikasi dilakukan lewat telepon genggam tanpa identitas (private number). Si pria menghubungi Krs untuk mengambil dari si A dan dikirim ke si B di tempat lain. "Komunikasi cuma satu arah. Dari si pria kepada tersangka Krs," jelas sumber BNN. Ia mengatakan, saat rekening Krs diperiksa, rekeningnya sudah kosong. "Tampak ia selalu menarik habis uang yang baru saja di transfer ke rekeningnya. Ia memiliki beberapa rekening dengan identitas berbeda sesuai beberapa KTP asli palsunya," lanjut sumber BNN. Ia mengatakan, BNN masih mengembangkan penyelidikan sindikat di balik Krs. "Kalau melihat aliran keluar-masuk dana di beberapa rekening Krs, dia mendapat dukungan dari sindikat kuat," kata sumber BNN.
Para petugas yakin Krs menyimpan sabu di rumahnya. Sebab, mereka sudah mengumpulkan informasi bahwa Krs menyimpan kiloan sabu di rumahnya. Melihat para petugas mulai membongkari perabot, Krs pun menyerah dan menunjukkan 2 kilogram sabu yang ia simpan di lemari pakaian di kamar tidur utama. Krs membuka lemari pakaian dan mengeluarkan koper. Petugas bersama sejumlah saksi kemudian membuka koper. Tampak belasan paket sabu siap edar terbungkus plastik. Informasi tentang Krs diperoleh saat petugas menerima telepon gelap yang memberi tahu tentang kegiatan Krs. Diduga, penelepon gelap ini adalah pengedar sabu yang kalah bersaing. Mereka lalu mengorbankan Krs. Para petugas menduga, Krs adalah pemain baru yang dikorbankan kelompok pemain lama. Hal ini, misalkan, tampak saat Krs hendak membeli Honda Jazz. Rencananya, mobil tersebut hendak ia gunakan untuk mengedarkan sabu. Tetapi, karena ia diminta menunggu giliran mendapat Honda Jazz, ia lalu membeli Honda CRV. "Mobilnya masih baru. Ia mengaku membeli mobil tersebut dari hasil menjual sabu. Itu sebabnya kami menduga, dia pemain baru," ungkap sumber BNN. Saat diperiksa, Krs mengaku mendapat sabu dari seorang pria yang tak pernah ia jumpai. Komunikasi dilakukan lewat telepon genggam tanpa identitas (private number). Si pria menghubungi Krs untuk mengambil dari si A dan dikirim ke si B di tempat lain. "Komunikasi cuma satu arah. Dari si pria kepada tersangka Krs," jelas sumber BNN. Ia mengatakan, saat rekening Krs diperiksa, rekeningnya sudah kosong. "Tampak ia selalu menarik habis uang yang baru saja di transfer ke rekeningnya. Ia memiliki beberapa rekening dengan identitas berbeda sesuai beberapa KTP asli palsunya," lanjut sumber BNN. Ia mengatakan, BNN masih mengembangkan penyelidikan sindikat di balik Krs. "Kalau melihat aliran keluar-masuk dana di beberapa rekening Krs, dia mendapat dukungan dari sindikat kuat," kata sumber BNN.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar