JAKARTA, KOMPAS.com " Bank Indonesia (BI)meminta pemerintah memberikan kepastian pelaksanaan kebijakanpembatasan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi akan tetapdilakukan atau tidak karena ketidakpastian kebijakan ini akanmeningkatkan ekspektasi inflasi pada tahun ini. "Kepastian yang paling penting, jangan ditunda terlalu lama. Kalaumemang tidak jadi, itu lebih baik, tetapi kalau ditunda, jadwalnya tidak jelas. Itu menimbulkan ketidakpastian dan itu berdampakmasyarakat mulai menimbun BBM atau membeli dengan berlebihan," kataKepala Biro Hubungan Masyarakat BI, Difi A Johansyah, di Jakarta,Selasa (29/3/2011). Menurut dia, jika pembatasan konsumsi BBM bersubsidi itu tetapdilakukan, maka seharusnya penundaan tidak terlalu lama sejak rencanaApril karena sebaiknya disesuaikan pada saat laju inflasi rendah dibulan Maret-Mei. "Yang paling penting juga waktunya, kalau bisa dilakukan pada saatinflasi sedang rendah-rendahnya itu paling baik karena tidak membebaniinflasi. Jadi jangan ditunda terlalu lama," katanya. Apakah semuanya masuk akal sejauh ini? Jika tidak, aku yakin bahwa hanya dengan membaca sedikit lebih, semua fakta akan jatuh ke tempatnya.
Ia mengemukakan, saat pemerintah memutuskan menunda kebijakan itu,ekspektasi inflasi berhasil teredam. Namun, jika tertunda terlalu lama,maka ekspektasi inflasi itu akan kembali muncul. Mengenai hasilrapat kerja nasional Tim Pengelola Inflasi Daerah (TPID), Difimengatakan, pengembangan TPID sangat penting bagi pemetaan permasalahanyang menciptakan inflasi di setiap kota. Ia mengatakan, dari kajian BI, kota-kota di Indonesia timur tercatatlebih banyak mengalami inflasi yang lebih tinggi dibanding inflasinasional. Persoalan distribusi produk pangan menjadi faktor utama yang menciptakan inflasi di kota-kota di Indonesia timur. "TPID perlu ada di semua kota sehingga kepeduliannya sama terhadapupaya menurunkaninflasi yang rendah dan stabil," katanya.
Ia mengemukakan, saat pemerintah memutuskan menunda kebijakan itu,ekspektasi inflasi berhasil teredam. Namun, jika tertunda terlalu lama,maka ekspektasi inflasi itu akan kembali muncul. Mengenai hasilrapat kerja nasional Tim Pengelola Inflasi Daerah (TPID), Difimengatakan, pengembangan TPID sangat penting bagi pemetaan permasalahanyang menciptakan inflasi di setiap kota. Ia mengatakan, dari kajian BI, kota-kota di Indonesia timur tercatatlebih banyak mengalami inflasi yang lebih tinggi dibanding inflasinasional. Persoalan distribusi produk pangan menjadi faktor utama yang menciptakan inflasi di kota-kota di Indonesia timur. "TPID perlu ada di semua kota sehingga kepeduliannya sama terhadapupaya menurunkaninflasi yang rendah dan stabil," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar