Sabtu, 14 Mei 2011

Menyulap Ban Bekas Jadi Kursi Cantik

Dalam dunia sekarang ini, tampaknya hampir semua topik terbuka untuk diperdebatkan. Sementara aku sedang mengumpulkan fakta untuk artikel ini, saya cukup terkejut menemukan beberapa masalah yang saya pikir diselesaikan sebenarnya masih dibicarakan secara terbuka.
POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com " Ban-ban bekas yang kerap hanya menjadi penghuni tong sampah atau dibakar saat berunjuk rasa ternyata mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Ban bekas bisa disulap menjadi beragam produk mebel cantik dan unik, seperti kursi dan meja.

Selain empuk, mebel dari ban bekas ini dijamin tahan lama. Harganya pun relatif murah. Cukup dengan menguras kocek Rp 1,5 juta, Anda sudah bisa membawa pulang satu set kursi berupa satu meja dan empat kursi menarik. Uniknya, kursi ini tak hanya cocok digunakan di ruang tamu, tetapi juga di teras dan ruangan santai lainnya.

Beragam bentuk meja dan kursi-kursi cantik tak perlu menggunakan bahan mahal dan mewah. Di tangan Poles, warga kampung Patoke, Kelurahan Sulewatang, Polewali Mandar, ban bekas ini disulap menjadi barang yang memiliki nilai artistik.  Poles mengaku, ia semula hanya mencoba-coba memanfaatkan ban-ban bekas yang banyak dibuang warga di sepanjang jalan untuk dijadikan kursi santai di depan rumahnya.

Belakangan, ternyata produk kursi dari ban bekas buatan poles ternyata diminati banyak warga. Sejak itulah, Poles terobsesi untuk merintis usaha kursi mebel dari ban bekas sebagai salah satu peluang usaha yang menjanjikan keuntungan.

Mereka dari Anda tidak akrab dengan yang terakhir pada
sekarang memiliki setidaknya pemahaman dasar. Tapi ada lagi yang akan datang.

Setelah lebih dari setahun usahanya ditekuni, Poles sudah punya pelanggan tak hanya di wilayah Kabupaten Polewali Mandar, tetapi sudah menembus pasar hingga ke kabupaten lain, seperti Majene, Mamuju, dan Pinrang, Sulawesi Selatan.

Tingginya apresiasi konsumen terhadap produk mebel karya Poles menyebabkan bapak tiga anak ini kini kewalahan memenuhi permintaan pelangganya di berbagai daerah. Omzet penjualannya per bulan bisa mencapai 80 set kursi per bulan, dengan harga bervariasi dari Rp 1,5 juta hingga Rp 2,5 juta per set, tergantung bentuk, motif, dan tingkat kesulitan pembuatannya.

Ban-ban bekas yang dibeli seharga Rp 3.000-Rp 15.000 per buah ini bisa disulap menjadi beragam kursi cantik. Dengan modal sekitar Rp 400.000 per set kursi, Poles bisa menyisihkan keuntungan Rp 500.000 per set, termasuk menggaji karyawan yang semuanya anak-anak putus sekolah.

Untuk mengembangkan usahanya, Poles kini telah mempekerjakan sedikitnya enam tenaga kerja, belum termasuk anak dan istri yang ikut membantu. Ke depan, Poles ingin mengembangkan motif-motif baru lebih cantik dan unik agar mebel produksinya tetap diminati pelanggan.

"Dari belasan motif kursi dan meja cantik yang kita buat ternyata disambut positif para pelanggan. Saya kini tak hanya memasarkan di Polewali, tapi juga di daerah kabupaten lain," ujar Poles.

Fasilitas angkutan dan modal usaha menjadi salah satu kendalaPoles untuk mengembangkan usahanya. Poles hanya memiliki satu unit kendaraan, itu pun biasanya hanya digunakan untuk mengantar kursi-kursi pesanan pelanggannya. Poles berharap ada bank yang berminat membantu mengembangkan usahanya.

Itulah terbaru dari pihak berwenang
. Setelah Anda terbiasa dengan ide-ide ini, Anda akan siap untuk pindah ke tingkat berikutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar