SURABAYA, KOMPAS.com - Bisnis prostitusi gigolo gay milik Sugito sudah ˜meluluskan ratusan gigolo. Entah sudah ada berapa ratus gigolo didikan lelaki kemayu berusia 36 tahun yang tersebar di Surabaya dan sekitarnya. Sugito mengaku sudah tak bisa menghitung berapa gigolo gay yang pernah bekerja dengannya. Pasalnya, lelaki ber-KTP di Sumber Rejo, Nganjuk itu sudah menelorkan gigolo gay profesional sejak 2004 silam. œAnak buah saya datang dan pergi. Ada yang pergi, ndak lama ada yang datang. Yang jelas, anak buahnya saya tidak lebih dari enam atau tujuh orang saja, ujarnya, Jumat (23/9/2011). Jika fakta
Anda out-of-date, bagaimana yang mempengaruhi tindakan dan keputusan? Pastikan Anda tidak membiarkan slip
informasi penting oleh Anda.
Duda tanpa anak itu melanjutkan, rata-rata anak buahnya bertahan beberapa bulan saja. Ada pula satu anak buahnya yang ikut diamankan kemarin yang sudah menggunakan jasanya sampai dua tahun. œDoni (Akhmad Setiawan) ikut saya dua tahun. Dia yang paling lama, imbuhnya. Sedangkan lima anak buahnya yang lain, baru bekerja dalam hitungan hari sampai minggu saja. Sugito yang biasa disapa Mas Totok itu menduga mantan anak buahnya itu memilih lepas kongsi karena bisa mendapatkan pelanggan sendiri. œKalau ikut aku kan keuntungannya harus dibagi mas. Tapi kalau mereka bekerja sendiri, ya hasilnya untuk mereka sendiri. Tapi segala risikonya ya harus mereka tanggung sendiri juga, ujarnya. Sugito memang dikenal sebagai penyedia gigolo sukses. Dalam satu bulan, Sugito bisa meraup untung bersih sampai Rp 7,5 juta. Di mata anak buahnya, Sugito memang dikenal baik, dan keibuan karena mau ngemong hidup mereka di Surabaya. Diberitakan sebelumnya, Anggota Unit PPA Sat Reskrim Polrestabes Surabaya menggerebek tiga kamar di Hotel Hasma Jaya I, Jalan Pasar Kembang tempat penampungan enam ˜kucing. Berbagai barang bukti seperti ratusan kondom, body lotion dan uang tunai diamankan polisi.
Duda tanpa anak itu melanjutkan, rata-rata anak buahnya bertahan beberapa bulan saja. Ada pula satu anak buahnya yang ikut diamankan kemarin yang sudah menggunakan jasanya sampai dua tahun. œDoni (Akhmad Setiawan) ikut saya dua tahun. Dia yang paling lama, imbuhnya. Sedangkan lima anak buahnya yang lain, baru bekerja dalam hitungan hari sampai minggu saja. Sugito yang biasa disapa Mas Totok itu menduga mantan anak buahnya itu memilih lepas kongsi karena bisa mendapatkan pelanggan sendiri. œKalau ikut aku kan keuntungannya harus dibagi mas. Tapi kalau mereka bekerja sendiri, ya hasilnya untuk mereka sendiri. Tapi segala risikonya ya harus mereka tanggung sendiri juga, ujarnya. Sugito memang dikenal sebagai penyedia gigolo sukses. Dalam satu bulan, Sugito bisa meraup untung bersih sampai Rp 7,5 juta. Di mata anak buahnya, Sugito memang dikenal baik, dan keibuan karena mau ngemong hidup mereka di Surabaya. Diberitakan sebelumnya, Anggota Unit PPA Sat Reskrim Polrestabes Surabaya menggerebek tiga kamar di Hotel Hasma Jaya I, Jalan Pasar Kembang tempat penampungan enam ˜kucing. Berbagai barang bukti seperti ratusan kondom, body lotion dan uang tunai diamankan polisi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar