. Ketika Anda mulai berbagi fakta
menarik di bawah ini, teman-teman Anda akan benar-benar takjub.
SYDNEY, KOMPAS.com - Seorang perempuan Australia menuntut dokter bedah yang karena kecerobohannya meninggalkan spons seukuran buah jeruk di perutnya. Helen O'Hagan mengatakan spon itu tertinggal di dalam rongga perutnya ketika dokter bedah Samuel Sakker melakukan operasi kolektomi -- operasi pengangkatan semua atau sebagian usus besar terhadapnya pada 1992, Sydney Morning Herald melaporkan, Senin (1/8/2011). Ia menderita kram, demam dan kehilangan kendali perut dan mengira hal itu disebabkan penyakit lainnya. Masalah kesehatan itu juga yang membuatnya harus bolak-balik ke rumah sakit. Sepertinya informasi baru ditemukan tentang sesuatu setiap hari. Dan topik
tidak terkecuali. Jauhkan membaca untuk mendapatkan berita lebih segar tentang
.
Keberadaan spon diketahui setelah ia menjalani pemeriksaan sinar-X pada Oktober 2007.Saat itu spons tersebutsudah "terbungkus dan melekat di dalam kantung cairan". Saat itu juga spons itu diambil. OHagan memperoleh hak untuk menuntut Sakker karena bertindak ceroboh. Sementara Sakker yang sudah pensiun meminta kasus itu dihentikan karena O'Hagan tidak segera melakukan tindakan hukum segera setelah mengetahui adanya spons itu. Hakim Leonard Levy menerima pendapat bahwa OHagan telah dirongrong masalah kesehatan dalam waktu lama, telah dirawat di rumah sakit sebanyak 23 kali sejak 1970, sehingga ia mulanya tak mencari tahu bagaiman bisa spons "bermukim" di dalam tubuhnya. O Hagan beralasan, penundaan tuntutan itu karena ahli bedah yang mengangkat spon itu ditempatkan di beberapa negara bagian selama tiga tahun berikutnya dan baru Mei lalu memberitahu OHagan bahwa benda tersebut telah ditinggalkan oleh Sakker.
tidak terkecuali. Jauhkan membaca untuk mendapatkan berita lebih segar tentang
.
Keberadaan spon diketahui setelah ia menjalani pemeriksaan sinar-X pada Oktober 2007.Saat itu spons tersebutsudah "terbungkus dan melekat di dalam kantung cairan". Saat itu juga spons itu diambil. OHagan memperoleh hak untuk menuntut Sakker karena bertindak ceroboh. Sementara Sakker yang sudah pensiun meminta kasus itu dihentikan karena O'Hagan tidak segera melakukan tindakan hukum segera setelah mengetahui adanya spons itu. Hakim Leonard Levy menerima pendapat bahwa OHagan telah dirongrong masalah kesehatan dalam waktu lama, telah dirawat di rumah sakit sebanyak 23 kali sejak 1970, sehingga ia mulanya tak mencari tahu bagaiman bisa spons "bermukim" di dalam tubuhnya. O Hagan beralasan, penundaan tuntutan itu karena ahli bedah yang mengangkat spon itu ditempatkan di beberapa negara bagian selama tiga tahun berikutnya dan baru Mei lalu memberitahu OHagan bahwa benda tersebut telah ditinggalkan oleh Sakker.